Negara Arab Desak Tindakan Tegas Serangan Israel di Qatar

Diposkan pada 2025-12-03 00:00:00

Para pejabat negara Arab dan Islam pada Ahad malam mendesak adanya langkah tegas terhadap Israel menyusul serangan udara terhadap Qatar, yang disebut para pejabat negara Arab dan Islam sebagai tindakan “pengecut, berkhianat, dan kriminal.”

Dalam pertemuan tingkat menteri di Doha, Qatar, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit seperti dilansir Anadolu menyebut serangan itu memadukan “kepengecutan, pengkhianatan, dan kebodohan.”  Ia menambahkan, Israel semakin berani karena adanya “pembiaran dan diamnya komunitas internasional yang memalukan.”

Aboul Gheit menyerukan negara-negara Arab dan Islam untuk bersatu menghentikan apa yang ia sebut sebagai “mesin perang kriminal Israel” dan mengakhiri “perang tercela” yang terus berlangsung.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha menyatakan “solidaritas penuh” kepada Qatar atas apa yang ia sebut sebagai “pelanggaran kriminal Israel,” dan menekankan bahwa komunitas internasional harus mengambil tindakan tegas terhadap Tel Aviv.

Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani juga mengecam serangan itu sebagai bentuk “terorisme negara” dan serangan terhadap “prinsip dasar mediasi.”

Ia menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan norma diplomatik, serta menegaskan Doha akan tetap melanjutkan upaya mediasi bersama Mesir dan Amerika Serikat.

Menteri luar negeri Arab dan Islam memulai pertemuan tertutup di Doha, Ahad sebagai persiapan untuk KTT darurat pada Senin 15 September 2025, yang akan mempertemukan para kepala negara.

Pertemuan itu juga diperkirakan membahas usulan lama pembentukan pasukan militer gabungan Arab, sebuah inisiatif yang pertama kali diajukan Mesir hampir satu dekade lalu.

Pertemuan tersebut digelar setelah serangan udara Israel, Selasa lalu, menghantam kompleks perumahan di Doha yang menewaskan lima anggota Hamas. Serangan terjadi saat mereka membahas usulan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang di Gaza, di mana hampir 65.000 warga Palestina telah terbunuh sejak Oktober 2023.

Komentar Anda

Tuliskan Komentar Anda

Komentar Anda akan kami Validasi sebelum ditampilkan

Asy-Syifa